Hijab adalah perhiasan indah, pakaiannya para wanita shalehah. Tidak semua wanita muslimah mampu mengenakannya. Pasalnya, hijab bukan sembarang busana yang menutupi anggota tubuh. Hijab adalah bagian dari keteguhan iman, kesabaran, syukur, ikhlas, dan ketaatan kepada perintah Allah SWT. Tidak sedikit dari para muslimah harus melewati cibiran orang-orang terdekatnya dan pergolakan hati ketika baru saja memulai untuk berhijab. Benarkah?
Ada beberapa mitos dan ungkapan yang kerap diucapkan orang-orang yang belum mengerti tentang hakikat hijab bagi seorang muslimah. Misalnya, perkataan, “Masih muda, kok udah pake jilbab, nanti susah dapat kerjaan…”, “Kamu nggak pantas pakai jilbab ke sekolah?”, “Mending jilbabin dulu hatinya, baru menjilbabi fisik kita…”, atau “Aku mau sih pake hijab, tapi nanti jadi susah cari baju yang lucu-lucu…” dan ucapan-ucapan lainnya tentang “stigma” negatif terhadap keputusan berhijab.
Di sinilah terlihat adanya sebuah kualifikasi antara iman dan nafsu dalam diri seorang muslimah. Siapa yang lebih kuat imannya, dialah yang akan menang. Siapa yang nafsunya masih besar, tentu akan berpikir ulang, bahkan urung berhijab. Hijab merupakan bagian dari langkah menuju takwa bagi seorang muslimah. Tidak mungkin kita mengambil kesimpulan “takwa” kepada seorang muslimah jika dirinya belum berhijab. Takwa adalah sebaik-baiknya pakaian (QS. Al-A'raaf: 26), yang tentu saja harus didahului oleh pakaian zhahir untuk menutupi auratnya, yaitu hijab tersebut.
Hijab merupakan manifestasi iman menuju kesempurnaannya. Dari 77 cabang iman menurut pendapat ulama, hijab telah mewakili bagian dari cabang-cabang tersebut, seperti rasa malu, syukur, sabar, menutup aurat, takut, dan menegakkan syariat Islam. Bagaimana dapat dikatakan sempurna iman seorang muslimah jika belum terpenuhi bagian-bagiannya? Karenanya, wahai muslimah, segeralah berhijab dan terus perbaiki kualitas imanmu bagi mereka yang sudah berhijab. Dengan demikian, rahmat Allah akan semakin dekat sehingga menjadi muslimah yang disayangi Allah dan makhluk-Nya.
Bagaimana, kamu mau mengikuti jejak mereka yang telah berhijab? Kamu jangan khawatir, jika sudah mulai terbesit dalam hatimu, itu sebenarnya bagian dari hidayah Allah. Atau jika kamu butuh hal lain untuk menguatkan hatimu, #HIJAB1ST akan membantumu melalui kisah-kisah muslimah ketika mereka hendak berhijab. Di dalam buku ini, beragam pengalaman seru dan tak terlupakan saat memulai berhijab, mulai dari yang menyebalkan sampai yang membahagiakan.
Buku ini disusun oleh Achi TM & Rumah Pena Writers, yang menampung pengalaman-pengalaman menarik “first hijabers”. Pengalaman pertama mereka yang tidak akan terlupakan sepanjang hidupnya karena tertanam dalam memori yang menggelitik; ada tawa, tangis, haru, gugup, atau bahkan keterpaksaan. Ada 14 "first hijabers” yang akan bercerita di dalam buku #HIJAB1ST terbitan QultumMedia ini, yaitu tentang bagaimana saat mereka mengawali lembaran hidup baru dengan berhijab untuk menutup aurat dengan latar belakang dan alasan yang berbeda.
Ayo simak kisah-kisahnya. Seru dan menarik lho!
http://www.qultummedia.com/Review-Buku/kenangan-tak-terlupakan-saat-pertama-kali-berhijab.html